Wahai,
Pejabat-pejabat tinggi...
Dengarkanlah syair puisi ini ...
Dulu,kau sebelum menjadi pejabat
kau merengek-rengek
mengemis-ngemis
meminta-minta
Agar pemilu namamu tercontreng
Dengan iming-iming kau berikan
Janji-janji palsumu
Janji-janji yang membodohi rakyat
Janji -janji hanya formaliatasmu saja
Apa kau tidak tahu
Akibat dari janjimu ini
Rakyat telah mempercayaimu
Tapi,mana setelah kau jadi pejabat tinggi
Kau lupa dengan segalanya
Kau tidak ingat dulu kau bagaimana
Hai..........!
Kutodongkan telunjukku untukmu
karena kau telah membodohi rakyat
Padahal jika tidak ada rakyat
Kau itu bukan siapa-siapa
Kau hanyalah sampah jalanan
yang ku anggap dari keping-keping sampah
Gajimu sudah besar
Tapi kau masih kurang
Dengan cara korupsi
Otakmu sudah dimana
Otakmu penuh cacing pita
Otakmu penuh belatung
Otakmu kawanan dari seorang tikus
Ingatlah,kau memang pintar
Tapi kepintaranmu hanyalah untuk membodohi
Sama saja kau seperti hipnotis rakyat
Apakah ini pemimpin negeri sekarang?
Apakah ini cara perilakumu terhadap rakyat?
Pemimpin semacam kau tempat penjara saja yang pantas
Bukan rakyat menjadi bahagia
Malah justru rakyat menjadi sengsara
Ketika ada persidangan kau mengaku demi atas nama rakyat
Tapi,mulut hanya mulut yang selalu tidak dipercaya
Dilangit masih ada langit
Kepintaranmu masih ada yang lebih pintar
Apa kau tidak malu
Dengan dirimu sendiri
Dengan orang lain
Dengan Tuhanmu
Pemimpinya saja seperti ini
Wajar saja rakyat banyak mencuri
Ini semua uang rakyat dimakan olehmu
Apa kau tidak pernah diajarin orang tuamu
Apa kau tidak pernah di ajari Tata tertib sekolahan
Apa kau tidak pernah di ajari di agamu korupsi
Adalah perbuatan tercela
Tolong rakyat sengsara ini ulahmu
Dan kau jadi pemimpin bekerjalah dengan baik
Jangan hanya mengeluh minta gedung DPR baru
Tapi,rakyat saja masih sengsara
Kalau aku jadi jadi kau,aku akan malu dengan diriku
Dan aku mengikuti negara jepang
Yang tiap tahun banyak bunuh diri.
SALAM RAKYAT...........